Setibanya di kamar, Kania terhenti, matanya membelalak menatap ruang luas yang terbentang di depan dirinya. Hening sejenak, hingga suara Edward memecah keheningan itu, "Sayang, ada apa? Kenapa malah berdiri di depan pintu?" Suaminya bertanya dengan nada penuh keheranan. Kania melangkah pelan, senyumnya campur aduk antara takjub dan bingung. "Hubby, ini kamar kamu atau lapangan bola?" tanyanya sambil mengelilingi ruangan, matanya tak bisa lepas dari setiap sudut kamar yang luas dan mewah itu. Edward tersenyum ringan, menepis kekaguman sang istri. "Ini kamar, Sayang. Tapi, bukan hanya untuk tidur. Di sini kita bisa santai, nonton film, makan, bahkan di ujung sana ada meja kerjaku. Pokoknya, apapun bisa kita lakukan tanpa perlu keluar kamar." Suaranya tenang, penuh keyakinan. Kania mengan