Bidadari—itulah julukan yang pantas untuk Kania di mata Edward saat ini. Tanpa sentuhan riasan pengantin, pesonanya justru memancar lebih kuat, membalut tubuhnya yang anggun dalam gaun karya desainer ternama dari Jerman. Setiap helai kain dan detail disiapkan Edward dengan penuh ketelitian, karena baginya, momen pernikahan mereka adalah detik yang paling sakral dan berharga dalam hidupnya—sekali seumur hidup, yang harus dirayakan dengan kesempurnaan. Kania melangkah perlahan, penuh percaya diri dan anggun, seolah dunia berhenti berputar untuknya. Tatapan Edward tak pernah beranjak, terjerat dalam pesona sang calon istri, hingga akhirnya mereka berdiri berhadapan dalam jarak yang begitu dekat. Suara lembut Kania pecah, mengusik hening yang begitu manis, "Hubby, kenapa? Aku cantik ya, samp