Arion memarkir mobil lalu keluar dan bersandar di pintunya. Pandangannya mengedar. Kedua alisnya nyaris tertaut seperti sedang mengingat sesuatu. “Ini seperti kampusnya—“ “Om!” Dengan sekuat tenaga Zara memukul sebelah bahu Arion. Lalu berdiri memberengut seperti ingin menelan Arion hidup-hidup. Arion kaget, sontak dia menoleh sambil mengusap bahunya yang terasa panas. “Kamu—“ “Om ngapain di sini?! Jangan bilang mau nyariin aku, ya?!” semprot Zara galak. Detik kemudian gadis itu teringat sesuatu. Dia celingukan melihat ke sekitar, seperti takut bertemu seseorang. Arion tertawa meledek sambil mengibaskan tangan di depan wajah. “Siapa yang mencarimu? Kebetulan aku lewat sini, jadi yaa sekalian saja. Lagipula kan jadwalmu les piano sepulang kuliah.” Zara langsung teringat akan jadwalnya