Meskipun Arion masih penasaran, tapi dia tidak memaksa. Dia yakin Zara sedang dalam tekanan saat ini, sampai dia tiba-tiba meneleponnya. Padahal bertemu langsung saja selalu ajak perang. Dan Arion mengira, kemungkinan hanya dua orang, Faris atau Astrid. “Oke Zara, kalau kamu nggak mau cerita ya nggak masalah. Sekarang karena kamu sudah meneleponku, sebagai rasa terima kasihku, kamu akan kuberi kesempatan yang luar biasa ini. Hingga nanti kamu akan merasa sangat bersyukur sudah video call denganku sekarang. Sebentar, ya.” Otak Zara langsung berpikir cepat. Dia langsung meneba-nebak apa maksud pria ini. Zara curiga, ini pasti ada yang tidak beres. Sebab tidak mungkin kan kalau Arion ini tidak menyebalkan. Sepertinya semua yang dilakukan dan dia ucapkan akan selalu bisa menyulut emosi Zara