Bab 11

1061 Words

Malam berlalu dalam sekejap mata. Dan tak satu detik pun mata Viana kembali terpejam. Ia duduk di sisi ranjang, membiarkan kegelapan menyelimuti dirinya seperti kabut pekat yang tak kunjung sirna. Di sampingnya, Evan tertidur pulas, tubuhnya tengadah lelap seperti tak ada yang salah. Seolah malam tak membawa luka apa pun. Padahal bagi Viana, malam itu telah menghancurkan segalanya. Ia menatap pria itu dengan mata yang sembab, hati yang koyak, dan d**a yang seakan berlubang. Bahkan ketika Evan menggeliat sebentar untuk mengubah posisi tidurnya, Viana tetap diam di tempat. Saat matahari mulai meninggi, Viana sudah berada di tepi kolam renang, diam membisu di atas kursi roda. Tubuhnya dibalut sweater tipis berwarna biru malam. Sarapan ia lewatkan. Bagaimana mungkin ia bisa menelan apa

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD