Evan mendekat, jarak di antara mereka terpangkas seketika. “Satu menit pun tetap melanggar, Viana.” Viana menahan napas sebelum tertawa tipis. “Kau benar-benar berlebihan.” Alis Evan terangkat ringan, tatapannya tak bergeser sedikit pun. “Tidak, Sayang,” bisiknya. “Aku hanya memastikan kau mengerti… siapa yang memegang kendali di sini.” Viana menegakkan punggung. “Kendali? Atau hanya kebutuhanmu membuatku tunduk?” Sudut bibir Evan terangkat tipis. “Bukankah itu sama saja?” sahutnya santai, lalu mulai mendorong perlahan kursi roda Viana menuju pintu. Mereka melewati koridor panjang mansion itu. Di depan pintu utama, Alex sudah menunggu. Pandangannya bergeser cepat antara Evan dan Viana, seperti membaca situasi tanpa berani bertanya. “Bawa dia ke mobil,” perintah Evan pada sekretaris