Jun Sorrow 6

1056 Words

Ini sangat menyakitkan. Ini terlalu menyedihkan. Tapi, sekalipun tak bisa bertahan. Aku harus tetap berusaha untuk berdiri dengan tegak. Aku tidak bisa menggerakkan tubuhku sama sekali. Seinchi pun. Sepertinya pria tua jahat yang sudah mambu lemah (bau tanah) itu benar juga. Sudah cukup lama tubuhku. Tidak dipukuli membuat tubuhku jadi melemah. Padahal dulu dipukuli begini saja sepertinya tak akan ada rasanya, batin Jun. "Tuan Muda Zain, apa Anda masih sadar?” tanya Pulanggeni lirih. Takut terdengar kamera jika ia memberi perhatian pada seorang “hamba sahaya” seperti Jun. Dengan pipi bonyok dan wajah babak belur Jun berusaha untuk menjawab pertanyaan simpati pelayannya itu, “Denang zhaja. Tidak apha-apha, khok (tenang saja. Tidak apa-apa, kok).” Pulanggeni melipat wajahnya. Ia terlihat

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD