Jun Sorrow 2

1073 Words

Jun langsung menenggak ludahnya. Glekh. Hal seperti ini lebih menakutkan timbang apa pun di dunia. Untuknya pribadi. “M-Maafkan saya, Pak Andarpadi. Saya sedang sedikit sakit kepala. Tahu soal apa yang Anda maksud barusan?” tanya Jun berusaha bersikap sesopan mungkin. Ia harus mengatur semua hal tentang intonasi, tarikan nafas, detak jantung, sampai denyut nadinya bahkan. Agar tak menghasilkan sesuatu yang bisa membuat pria bau tanah di depannya merasa puas. Merasa bahagia karena telah kembali mampu menguasai sepenuh hati. Itu sama sekali tidak… boleh. Tidak akan pernah. Pak Andarpadi yang terhormat mematikan rokok di tangannya. Menghembuskan nafas seolah baru melakukan aktifitas berat saja. Padahal juga yang ia lakukan sejak tadi hanya membuat putra tunggalnya semakin merasa tertekan.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD