*** Beberapa menit berlalu dalam keheningan. Satu-satunya suara yang terdengar hanyalah deru napas yang perlahan kembali normal. Sexyana tetap berbaring dalam posisi miring, memunggungi Michele. Di belakangnya, pria itu masih memeluknya erat, seakan enggan melepaskan. Tubuh mereka masih menyatu, menyisakan sensasi hangat yang belum sepenuhnya pudar. Michele menutup mata sejenak, menikmati sisa kenikmatan yang masih mengalir dalam tubuhnya. Namun, setelah beberapa saat dalam keheningan, tangannya mulai bergerak perlahan, menuju d**a Sexyana. Jemarinya menangkup lembut p******a itu, disertai remasan pelan yang menggoda. "Sekali lagi, boleh?" suaranya terdengar serak, penuh godaan. "Sekali saja tidak cukup bagiku, Baby." Sexyana sontak berdecak, memutar matanya dengan malas. Tangannya si