***
Semakin lama waktu berlalu, semakin dalam Michele menekan bibirnya pada Sexyana. Jemarinya mengusap lembut leher jenjang wanita itu, menciptakan sensasi menggelitik yang membuat Sexyana merinding. Tanpa sadar, tubuh mereka semakin rapat, seolah tidak ingin meninggalkan celah di antara mereka.
Sexyana awalnya ragu, tetapi perlahan bibirnya mulai bergerak, membalas ciuman Michele dengan kelembutan yang sama. Ada kehangatan yang menyusup, menciptakan rasa nyaman yang sulit dijelaskan.
Namun, momen penuh kemesraan itu seketika buyar.
"Khemm!"
Suara dehaman keras memecah momen tersebut. Sexyana tersentak, buru-buru menjauh dengan napas tersengal, sementara Michele masih tenang, meskipun rona kesal samar tergambar di wajahnya.
"D-Dad—"
Suara Sexyana terdengar gugup saat menoleh. Jantu
