49 - Akhir yang menjadi Awal

2212 Words

Dengan wajah memberengut, Xavera yang telah berganti baju keluar dari kamar sambil menggeret dua koper besar di tangannya. Xavera berjalan tanpa menoleh ke arah Tezza yang sama sekali tidak memedulikannya meskipun pria muda itu sedang duduk di sofa. Xavera mendengkus kesal ketika tahu Tezza bergeming justru memilih menyandarkan punggung pada sofa sambil menonton televisi. “Kau mau pergi? Sekarang? Apa aku harus memesankan taksi untukmu?” Pertanyaan Tezza sukses membuat tanduk Ratu Ibliss Xavera muncul begitu saja. Dadaa wanita itu naik turun menahan gejolak amarah yang sudah siap meledak. Xavera menatap Tezza seolah ingin mencabik-cabik pria muda itu sampai mati kehabisan darah. “Kenapa kau memandangku seperti itu? Apakah ada yang salah dengan ucapanku?” tanya Tezza lagi dengan ekspresi

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD