Duka Cita ~ 69

1268 Words

“Mas, udahan meluknya.” Cita menepuk lengan Arya, yang sudah memeluknya cukup lama. “Malu dilihat orang.” “Biarin, aku lagi meluk istri sendiri, bukan istri orang.” Arya memang tidak peduli dengan tatapan orang-orang, yang berlalu lalang di bandara siang itu. Mereka tidak mengerti perasaan Arya, jadi untuk apa ia memikirkan tentang pendapat orang lain. Arya juga sudah membuang rasa malunya jauh-jauh di depan kedua mertuanya, yang saat ini tengah pura-pura sibuk dan menjauh untuk melihat layar informasi jadwal penerbangan. “Kalau nangis, baru aku malu,” tambah Arya. Cita terkekeh, meskipun hatinya juga merasakan kesedihan yang sama. Sebisa mungkin, Cita tidak menunjukkan kesedihan tersebut di depan Arya, agar perpisahan mereka bisa diselimuti dengan senyuman. “Tapi aku malu dilihat ora

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD