“Hai Ibu CFO!” Aku yang baru saja duduk di salah satu kursi, otomatis menoleh ke batas pantry dengan koridor. “Sudah datang lo?” tanya Fiana kemudian. “Serba salah ke sini, jalurnya ngga bisa milih, macet banget. Gue berangkat sepagi mungkin, soalnya kalau kesiangan khawatir keburu stuck.” “Welcome to Jakarta, babe. Ini bukan Auckland, tolong di-highlight.” “Yoi!” “Gue bikin kopi sebentar, habis itu kita ngegosip mumpung jam kerja masih lumayan lama baru dimulai.” Aku memberi anggukan. Bahkan suasana di pantry masih sepi. Hanya ada beberapa orang yang tadi membuat kopi lalu pergi lagi. Mungkin mereka tak berani bersantai sejenak karena apa yang akan dilaksanakan hari ini. Aku menatap keluar jendela besar di sudut ruangan yang membiaskan sinar matahari pagi, memantulkan kilau lembu