Mungkin … yang tadi itulah definisi dari ‘bermain cepat'. Beneran cepat. Dan aku masih terus saja tersenyum karenanya. Tristan membantuku mengenakan wedding dress kembali setelah membersihkan diri seadanya dan berpakaian rapih kembali. Ia menaikkan resleting gaunku, lalu merapihkan aliran jatuhnya helai demi helai kain yang menumpuk di bagian rok. “Perutmu aman, baby?” tanyanya. Aku mengambil perona bibir, memulas dengan intensitas yang cukup pekat. Maklum saja, ini malam hari. Dan … aku pengantinnya. Selainnya … masih elok seperti sebelum bercinta kilat tadi! “Aman, Abang,” jawabku. “Kalau butuh ke toilet lagi, just tell me, ok?” “Hmm. Cicilan kedua?” Tristan terkekeh. “Anggap aja tanda jasa buat suami yang membantu menghindari istrinya dari jatuh malu karena bencana mode. Cob