“Tidak lama. Aku baru saja duduk,” timpal Colton.
Baru saja aku membatinmu, tapi kau sudah datang kemari.
Giselle sendiri sudah tiga hari tak bertemu dengan Colton. Tak menyangka saja, ia akan bertemu kali ini. Tentu saja dia senang dengan kedatangan Colton.
“Bagaimana dengan lukamu, apa itu sudah sembuh?”
“Lukaku tidak seberapa. Hanya luka kecil dan sudah sembuh.”
Tapi Giselle tak mudah percaya begitu saja dengan penuturan Colton. Dia belum yakin jika tidak memastikannya sendiri.
Ia menggeser kursinya maju kemudian mencondongkan tubuhnya ke depan dan mengulurkan tangannya menjangkau pelipis kiri Colton.
Ada rasa kasar di sana berbentuk silang setelah perban itu lepas, meski luka itu sudah kering.
“Astaga! Lukamu cukup parah ternyata. Dahimu dijahit dua,” pekik Giselle. Ia kir
