"Abang, minum dulu." Uli menyodorkan air minum pada suaminya yang sekarang sedang duduk di kursi teras. Wajah Kien masih tampak pucat. Ada-ada saja tingkah pria itu. Bisa manjat tak bisa turun. Beruntung bapak dengan sigap membawakan tangga untuk membantu menantunya. Jika tidak ... maka akan lucu sekali apabila sampai tubuh besar Kien jatuh atau tetap nangkring di atas dahan pohon mangga.
Kien menerima air dari tangan istrinya lalu menyesapnya hingga tandas hanya tersisa gelasnya saja. Huft, lega dirasa oleh pria itu. Uli mengusap pundak sang suami. "Lain kali jangan panjat pohon lagi. Buat risau saja Abang ini."
"Sayang juga yang minta Abang buat ambil mangga."
"Ya, mana saya tahu jika Abang tidak bisa memanjat pohon. Kupikir Abang bisa panjat pohon kelapa karena tadi berdebat dengan b
