"Abang!" Kien hanya menoleh sekilas melalui bahu ketika sang istri memanggil dengan nada merajuk. Pria itu tengah berdiri di pantry membuat minuman hangat untuk dia minum demi menenangkan diri dari rajukan dan rayuan sang istri. Sejak kemarin Kien mendiamkan istrinya itu setelah permintaan tidak masuk akal yang Ulia dengungkan untuknya. Mana mungkin dia mau melakukannya. Hal aneh yang mengatasnamakan mengidam. Ada-ada saja. Kedua lengan milik Uli kini telah melingkari pinggangnya. Kepala istrinya itu menempel erat pada punggung kokohnya. Kien menghela napas. Tidak tega sebenarnya dia memperlakukan sang istri seperti ini. Namun, mau bagaimana lagi. Dia tentu tidak mungkin bisa mengabulkan permintaan istrinya ini. Terlalu berat bagi seorang Kien meloloskan apa yang dimau wanita yang masih