PART. 56

879 Words

Aska terbangun lebih dulu, ditatap jam yang tergantung di dinding kamar mereka. Lalu ia bangun dari berbaringnya, dipandangi wajah Asifa yang tidur telentang di sampingnya. Aska tersenyum, saat teringat hubungan mereka yang begitu rumit. Sesuatu yang sangat mudah sebenarnya, jika mereka sama-sama peka akan perasaan masing-masing. Dan, mau terbuka untuk saling mengakui rasa cinta. Tapi, tampaknya rasa malu, dan rendah diri Asifa yang menahan untuk mengungkapkan isi hatinya pada Aska. Sedangkan Aska sendiri, terbentur oleh janjinya pada Adam. "Ehmmhhh.... " Asifa bergumam, ia menggeliat pelan, dadanya yang semakin besar sungguh menggoda pandangan. Aska membungkuk, bibirnya meraup salah satu ujung d**a Asifa, sementara ujung d**a yang lain, ia permainkan dengan jemarinya. "Enghh, Aban

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD