Cara-Cara Donzello Menghadapi Zelaza

2552 Words

Matahari senja mulai merambat ke langit kota dengan warna jingganya yang indah, menerangi Lapangan Kota yang mulai sepi. Di sebuah bangku tribun kecil yang terbuat dari beton, terpisah dari kerumunan orang tua yang menjemput anak-anak mereka, duduk seorang lelaki dengan bahu tegap dan sorot mata yang penuh beban. Donzello. Dia tak peduli dengan dinginnya beton yang merambat di celana panjangnya. Seluruh perhatiannya tertuju pada satu titik, seorang anak lelaki berusia dengan rambut gelap yang berkilau oleh keringat. Zorion. Putranya. Tangannya kini terkepal di saku jaket kulitnya. Tendangan bola Zorion, sorakannya, dan tawanya yang melengking menembus hati Donzello. Dan di sana, seperti singa betina yang menjaga anaknya, duduklah Zelaza. Sosok yang dulu pernah dia peluk erat, kini bag

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD