Zelaza menghela napas panjang, uapnya membubung di udara yang sedikit dingin dan berembun.
Dia menyiapkan dirinya di hadapan kepala sekolah putranya. Dia seringkali merasa seperti anak kecil yang dihukum, direndahkan oleh pandangan penuh sindiran yang bisanya berkata, "Anak Anda kembali bermasalah."
Perjalanan ke sekolah dipenuhi keheningan. Pikirannya melayang kepada Zorion. Anak lelaki berumur hampir 7 tahun itu, dengan energi yang seolah tak pernah habis, dengan tubuh yang membuat orang sering lupa bahwa usianya masih sangat belia.
Di usia yang hampir 7 tahun, Zorion sudah setinggi anak grade 4, dengan bahu yang mulai bidang dan tatapan mata yang tajam dan menantang, warisan dari mata sang ayah, Donzello Nostra.
Dia ingat betul momen-momen membanggakan itu. Dokter anak selalu berk
