Tiga Puluh Lima tahun yang lalu
Suara jeritan memecah malam, seiring dengan tangan yang mencabut pisau yang berlumuran darah. Matanya melambangkan kemurkaan, senyum puas terbit di bibirnya setelah tingkah iblis yang dia lakukan. Wanita kaya yang berpakaian satin itu menggelepar bagaikan ayam yang selesai disemblih, setelah beberapa tusukan mengenai perutnya. Bergelimang darah, bahkan mengotori karpet bulu mahal yang terbentang di kamar mewah itu. Tak butuh lama bagi wanita malang itu meregang nyawa, dalam hitungan detik, dia tak lagi bergerak. Wanita pelaku pembunuhan tersenyum miring, hatinya yang telah dipenuhi kebencian, terlepas dari belenggu dendam.
Wanita yang tangannya masih berlumuran darah itu, melempar pisaunya begitu saja, lalu dia pergi dengan langkah tergesa-gesa. Puas suda
