Levin tersenyum tipis, matanya tak lepas memandangi bibir Viona yang terus bergerak. Bahkan disaat cewek itu tengah mengomel, Vio justru terlihat sangat imut. "Kamu dengerin aku nggak?" "Aww!" Levin meringis, sudut bibirnya terasa perih karena Vio baru saja menekannya dengan kapas. "Dengerin kok." "Bohong," dengus Vio. "Beneran." Levin meraih tangan Vio. "Aku ngomong apaan coba?" "Kamu bilang." Tangan Levin berpindah ke pipi Vio. "Kalau aku nggak boleh berantem-berantem lagi. Karena kamu nggak mau lihat wajah aku yang ganteng ini babak belur." Vio memutar bola matanya. "I don't talk like that." "Tapi intinya begitu kan?" Levin memajukan wajahnya ke hadapan Vio, mengedip-ngedipkan kedua matanya. Vio mana tahan, rasa kesalnya pun menguap begitu saja. Dia mendengus pelan, mengambil k