Bu Salwa segera masuk ke kamarnya. Menemui suaminya yang hendak berangkat ke kantor. Wanita itu duduk di tepi pembaringan sambil menunggu suaminya yang sedang bicara di telepon. Pak Darmawan menghubungi orang-orang kepercayaannya untuk mencari keberadaan Hendriko.
"Gimana, Pa?" tanya Bu Salwa cemas.
"Kata Pak Parmin, tadi malam Hendriko menginap di vila, Ma. Tapi tadi pagi-pagi sekali dia sudah pergi."
Pak Parmin ini penjaga Villa milik mereka. Vila yang di beli oleh Pak Darmawan sebagai hadiah ulang tahun pernikahan mereka yang ke dua puluh lima tahun.
"Terus kira-kira Hendri pergi ke mana, Pa?" Bu Salwa benar-benar cemas. Dia paham kalau Hendriko ini susah sekali di tebak sikapnya. Terlebih setelah kasus penembakan itu, hubungan anak sama papanya benar-benar berjarak. Karena bagi He
