Tepat pukul tujuh malam, Keenan telah tiba di kediaman Milly. Begitu menawan, penampilan rapi dan formal Keenan membuatnya semakin terlihat tampan. Keenan menekan tombol bel, menunggu seseorang membuka pintu dengan cukup gugup. Hingga pintu terbuka. Mata Keenan tidak mengerjap sama sekali ketika melihat sosok Milly berdiri di hadapannya. Begitu cantik, anggun dan wangi. Dengan dress berwarna merah selutut, gadis itu sangat cantik malam ini. Sesaat Keenan masih membisu. Pria itu seperti terhipnotis. Detik kemudian ia membuyarkan lamunannya lalu memberi sebuah senyuman untuk Milly. “Hai,” sapa Keenan. Milly balas tersenyum kemudian menjawab sapaan Keenan. “ Hai juga, Mas,” sahutnya. “Berangkat sekarang?” Milly mengangguk. “Tapi tunggu sebentar, Milly pamit dulu dengan Papa dan Mama,” uj