Citra yang menonton konferensi pers itu melalui kayar kaca tersenyum. Dengan seorang Bagaskara Ranuwijaya di sisi kanan dan seorang pengacara muda dari firma hukum nomor satu di sisi kirinya, siapa yang akan berani bermain-main dengan Raka. Laki-laki itu benar-benar menunjukkan koneksinya kali ini, sesuatu yang dulu tak pernah dilakukan oleh Raka. Tapi demi melindungi seseorang yang dikasihinya, dia tak segan menunjukkan kekuatan yang dimilikinya. “Dia sama sekali gak menyinggung hubungannya denganmu, Sayang,” komentar ibu Citra. “Sebenernya Citra yang minta, Ma. Citra malu. Kan kita memang gak pernah jadian.” Hayu tersenyum. “Tapi kamu yakin kan, untuk menghabiskan semua sisa hidupmu dengan Raka?” Citra tersipu. “Tak apa, Sayang. Kamu sudah dua puluh dua tahun. Kalau memang dia jodoh