Sejak usia kehamilan Citra memasuki tiga puluh lima minggu, Raka sudah jarang ke kantor. Ia mengerjakan beberapa pekerjaan dari apartemennya. Yudha setiap hari akan datang mengantarkan beberapa berkas yang memang memerlukan acc bosnya itu. Sementara sebagian pekerjaan lain sudah dialihkan langsung ke ayahnya dan asistennya.
Raka memang mendapat banyak toleransi dari ayahnya. Bagaskara seolah tak ingin lagi anaknya pergi hingga tak lagi menekannya seperti dulu. Apalagi kini dengan adanya calon cucu pertamanya. Segala hal yang menyangkut keselamatan calon cucunya akan selalu ia utamakan.
“Anak bos enak bener ya kerjanya. Bisa nyantai begini ambil cuti istrinya hamil besar,” ledek Citra sambil duduk di sofa sementara meja makan mereka menjadi tempat Raka bekerja.
“Jangan ngeledek, Yang. In
