Mika menyodorkan satu cup es krim begitu kakaknya masuk, membuat Ans seketika melupakan kekesalannya. Tapi kedua orang tuanya jelas melihat wajah merengutnya tadi sebelum berubah ceria di depan Mika.
“Kok udah mencair?”
“Papa kelamaan jalannya,” jawab Mika sekenanya.
“Kok jadi Papa yang salah,” Raka mengernyit. Entah kenapa ketiga anaknya seolah lebih suka mengkambinghitamkan dirinya dibandingkan ibu mereka.
“Ya emang Papa jalannya lama.”
“Padahal udah Papa ingetin lho esnya pasti mencair kalau sampai di sekolah kak Ans.”
“Makanya Papa kasih kulkas dong mobilnya,” Mika tak mau kalah.
Citra hanya tertawa mendengar celotehan anaknya. “Kak Ans baik sekolahnya?” tanyanya sambil menatap Ans melalui kaca spion.
Ans membalas tatapan ibunya. Ia tahu tak ada yang bisa ia sembunyikan dari
