“Aku berangkat ya.” “Abang ke kantor Papi atau ke mall?” “Kantor Papi. Mau ikut aja?” Citra menggeleng. “Kalau bosen dan mau nyusul, nanti aku suruh Yudha jemput kamu.” Citra tersenyum. Dia mengulurkan tangan untuk meraih tangan suaminya dan mengecupnya. Raka balas tersenyum dan mengecup keningnya. “Baik-baik ya,” diraihnya pinggang mungil itu dan didekapnya erat, menghidu wangi rambutnya yang menenangkan. Rasanya ia enggan untuk meninggalkan istrinya itu sendirian. “Ikut aja yuk.” “Nanti Abang gak bisa kerja. Kan habis cuti tiga minggu, kerjaannya pasti banyak.” Raka menghela napas. “Rasanya aku gak rela harus mulai jauhan sama kamu gini.” Citra terkikik. “Kan cuma pergi kerja, Bang.” “Masih pingin bareng kamu terus,” bukannya melepas Citra, Raka malah semakin erat memeluk ping