Raka sudah sampai di bandara bersama segelintir saja kru film, sementara beberapa yang lain sebagian besar menggunakan mobil. Ia beberapa kali mengecek jarum jamnya di pergelangan tangannya. Hatinya mulai gelisah. Citra belum juga muncul. Pesan dan teleponnya sejak pagi tadi pun tidak satupun yang berbalas. Suara announcer kembali terdengar. Raka tertunduk lesu. Ia menghembuskan napas kasar. Saat ia kembali mengangkat kepalanya, jantungnya berdegup kencang. Di meja counter sana, tampak seorang gadis dengan seorang laki-laki di sampingnya sedang bertanya pada petugas. Laki-laki itu mungkin seusia awal empat puluh tahunan. Tidak terlalu tua memang. Tapi bukankah gadis itu terlalu muda untuknya? Di kejauhan Raka melihat gadis itu mengelilingi area bandara dengan matanya mencari seseorang. I