Malam harinya, Mahendra dan Intan duduk bersantai di balkon rumahnya. Menikmati malam yang panjang dengan secangkir teh dan juga coklat hangat, ditemani oleh sinar rembulan dan juga taburan bintang yang indah. Intan menghela nafas panjang, “Aku tidak menyangka kalau kondisinya sangat begitu parah, Mas.” “Selama aku hidup bersama dengannya, tidak pernah menunjukkan bahwa dia itu gila, Mas. Atau mungkin, gangguan kejiwaan yang dialami olehnya saat ini, setelah kami berpisah ya?” “Aku juga sebenarnya masih sangat tidak menyangka dengan semua ini, Sayang. Makanya, sempat terkejut saat psikiater menjelaskan semua tentang kondisi Bima saat ini,” jawab Mahendra menerawang jauh ke depan. “Aku pikir, hanya depresi biasa. Maksudnya, tidak akan sampai melukai dirinya sendiri, tapi ternyata ini se