“Egois rasanya jika kamu ingin memiliki keduanya. Apa kamu tidak tahu rasa sakitnya sangat besar?”
****
Andra Hermawan dan keluarganya berada di Lombok sudah sebulan lebih sejak Anjani kembali ke Indonesia dan dikabarkan mengandung. Anjani yang tentunya sangat bahagia meminta Andra untuk menikahi dirinya, namun Andra tidak bisa menikahi Anjani secara hukum, sebab jika keluarga Agni tahu, rencana yang dia susun sejak lama akan berakhir begitu saja. Andra tidak mau rencananya hancur hanya karena ambisi ingin memiliki Anjani. Katakan Andra serakah, karena dalam lubuk hati Andra, lelaki berusia 27 tahun itu ingin memiliki Anjani dan Agni secara bersamaan. Kedua perempuan yang saling bersahabat satu sama lain membuat dia merusak keduanya. Padahal bukan dia yang merusak persahabatan itu, melainkan takdir.
Beberapa organ dalam tubuh Andra adalah hasil donor dari orang tua Anjani yang kebetulan cocok dengannya. Karena kejadian itu juga Andra membenci keluarga Agni karena menurut kesaksian yang ada, kecelakaan yang menimpa dirinya adalah ulah dari keluarga Agni yang kaya raya itu demi memisahkan dia dengan Agni. Sayangnya, Andra bisa mengelabuhi semuanya. Andra bisa bersikap bodoh dengan keadaan, hingga dia tidak sengaja menemukan sebuah dompet dan di sana tertulis marga pengusaha besar beserta foto Agni. Di situlah Andra menyimpulkan Agni bukan hanya anak angkat seperti yang diceritakan perempuan itu pada keluarganya, melainkan anak kandung yang disembunyikan keluarga Maheswara.
Agniya Stone adalah perusahaan tempat di mana Andra bekerja dan itu salah satu perusahaan Maheswara, walau bukan perusahaan utama mereka tapi keuntungan dari perusahaan pertambangan ini sangat besar, perusahaan ini juga memiliki anak perusahaan yang letaknya di Morowali. Letak di mana pertambangan itu dikerjakan. Andra awalnya tidak suka ketika Agni yang notebenenya bekerja di Firma Hukum, tiba-tiba di umumkan menjadi pemegang saham terbesar di Agniya Stone. Andra yang mendengar semua itu tentu saja tertampar oleh realita. Istri yang dia anggap tidak memiliki hal sebesar ini malah menjadi orang besar yang nantinya bisa saja menginjak-injak dia di kantor. Karena alasan itu lah Andra merencanakan niat jahatnya. Yaitu, dia akan merebut semua kekayaan Agni dengan cara yang luar biasa tentunya.
Tring…
“Ada perkembangan?” kata Andra saat tahu ARTnya menghubunginya. Beruntung dia sedang di perusahaan milik keluarganya yang mulai berkembang dengan kekayaaan peninggalan kekuarga Anjani. Bisa dikatakan Andra mencari keuntungan dari kedua perempuan itu, siapa yang tidak berguna di masa depan akan dia hancurkan.
“Ada, Tuan. Kondisi nona yang kurang sehat mengharuskan Nona untuk tinggal di rumah sakit. Tadi, Dokter juga menyarankan Nona untuk tidak banyak pikiran. Lalu, jenis kelaminnya perempuan.” mendengar jenis kelaminnya perempuan Andra tidak tertarik. Andra mencari anak laki-laki untuk jadi penerusnya. Mungkin saja bayi yang dikandung oleh Anjani adalah laki-laki. Jika benar bayi itu laki-laki Andra akan mengusir Agni dari rumahnya atau kalau perlu dia bunuh saja seperti dia bunuh seseorang.
“Baiklah. Laporkan terus perkembangannya.” Andra sudah malas mendengarkan perkembangan Agni. Apalagi bayi yang dikandung Agni adalah perempuan. Andra lebih baik tinggal di sini saja untuk beberapa bulan ke depan sampai perusahaan keluarganya menunjukkan sebuah keuntungan yang signifikan, lepas itu jika semua sudah stabil dia akan kembali. Toh, kehamilan Anjani masih sangat muda dan tidak diperbolehkan perjalanan jauh. Jadi, alangkah baiknya jika dia tinggal di Lombok untuk beberapa bulan ke depan. Toh Agni akan paham kalau tugas dari perusahaan keluarganya lah yang membuat dia seperti ini.
Andra memang ditugaskan ke Lombok selama 3 bulan. Tugas Andra di sini memantau perkembangan anak perusahaan yang sedang dibangun. Kesempatan itu juga Andra ambil untuk merebut klien-klien milik perusahaan Agni, dengan begitu dia akan meraup untung besar bukan jika ada investor yang mau bergabung dengan perusahaan keluarga miliknya. Lepas pembangunan kantor cabang selesai, dan launching selesai. Andra akan memanfaatkan situasi tersebut demi keuntungan perusahaan keluarganya. Jangan salahkan Andra jika perusahaan Agni nantinya akan hilang. Karena Andra sangat amat menantikan rencananya berjalan dengan sebaik mungkin.
“Bos lapor! Perempuan yang Bos perintahkan untuk kami bunuh sudah kami laksanakan. Hanya saja perempuan itu koma dan sekarang disembunyikan oleh keluarga besarnya. Kami sudah melacak tap—“
“Tidak perlu, lambat laun dia juga akan mati. Tolong pantau siapa saja yang mendekati Agni, jika ada unsur orang yang mau membawa dia pergi, bunuh saja. Saya sudah memberikan perintah pada kalian bukan? Saya tidak mau perempuan itu pergi tanpa seiizin dari saya.” Andra menatap anak buahnya yang berpakaian hitam yang baru saja melaporkan keadaan seseorang yang dia perintahkan untuk dia bunuh. Andra tidak suka menunda eksekusi orang-orang yang menggangu jalannya. Bagi Andra, hama harus dimusnahkan sebelum merembat ke tanaman lain.
“Baik Bos!”
***
Jika Andra sedang membangun kekuatannya di Lombok, maka seseorang tengah membangun kekuatannya di tempat yang tidak diketahui lokasinya. Sejak kabar kecelakaan yang menimpa orang yang sangat dia cintai, dia langsung bergerak dengan kekuatan yang dia miliki. Mungkin pertemuannya dengan Agni beberapa bulan lalu adalah pertanda, tapi dia seakan tidak peduli dengan pertanda itu. Sekarang, dia sadar. Lawan yang ada di depan matanya bukan lawan yang sembarang.
Bersama dengan keluarga Maheswara dia bekerja sama menggali kehidupan keluarga Hermawan. Keluarga yang ternyata memiliki sisi kelam yang sangat luar biasa. Otak kegilaan mereka diprakarsai oleh kepala keluarga Hermawan. Katakan saja lelaki tua itu gila, karena apa yang dia rencanakan membahayangan banyak orang dan banyak korban yang berjatuhan juga karena kegilaan yang dia rencanakan.
“Beberapa bulan lagi. Kita akan buat keluarga b*****t itu membayar apa yang dia tuai!”
Sosok lelaki dengan aura mencekam berdiri dihadapan pasukan berpakaian hitam serta pasukan dengan lambang AOI setia membantu lelaki itu demi menjalankan kontrak pekerjaan yang sudah direncanakan kedua belah pihak. Sosok lelaki itu sangat marah saat orang terkasihnya ditemukan tergeletak dengan bersimbah darah dikediamannya. Sebagai kekasih yang tahu kekasihnya tidak memiliki sanak saudara tentu saja sangat amat marah.
Dia tidak menyangka, teguran Agni ketika mereka bertemu di lombok adalah pertanda. Dia pikir seorang Hermawan tidak akan berani mengotori tangannya seperti apa yang dia lakukan. Nyatanya Hermawan lebih keji dari apa yang biasa dia lakukan. Jika dia biasanya menghukum para hama yang menggangu, sedangkan Hermawan mau yang berbentuk hama atau pupuk mereka tetap menjadi santapan Hermawan demi mengambil keuntungan dari mereka semua.
“Baik Bos!” seru mereka.
“Tolong kirimkan ini pada perempuan bernama Agni. Jangan sampai ketahuan oleh anak buahnya yang berjaga di depan, atau rencana kita akan gagal.” lelaki itu memberikan sebuah amplop coklat yang masih tersegel. Dia berencana membongkar pernikahan Andra dengan Anjani. Bahkan lelaki itu juga akan memberitahu Agni bahwasannya bukan hanya dia yang hamil anak Andra. Melainkan perempuan murahan itu juga. Anjani adalah ham besar yang memang harus di singkirkan sejak lama. Karena perempuan itu persahabatan mereka jadi tidak sehat dan sering kali Agni tersakiti olehnya.
“Baik Bos!”
Lelaki itu bersama keturunan Maheswara lainnya berjalan ke luar. Tentunya Maheswara tidak sabar dengan rencana mereka. Sebab, Maheswara takut hal buruk terjadi pada Agni. Mereka tidak mau kehilangan Agni hanya karena lelaki yang dicintai oleh Agni.
“Lihat saja, mereka akan membayar setiap darah yang keluar dari tubuh kekasihku!”
***