Meja di ruang tamu pak Herman jadi penuh bawaan Langit dan Audi. Audi duduk dengan elegan di sebelah sang suami. Meski tidak direncanakan, dan juga tanpa diminta, suaminya itu sudah langsung mengutarakan maksud tujuan mereka ke sana. Pembawaan seorang Langit sangat bijaksana dan mudah dipahami. Semua kata yang terlontar selalu terdengar santun, sempurna. Termasuk juga ketika Langit menyindir ibu Kalira. Yang disindir langsung mendelik, tanpa bisa melawan. Di sebelah pak Herman, ibu Kalira sungguh Langit kuliti dengan sangat elegan. “Ken merupakan pria baik-baik. Kebetulan apes saja karena dia punya mama gila hormat.” Langit tersenyum elegan menatap ibu Kalira selaku lawan bicaranya. Layaknya sebelumnya, ibu Kalira sudah langsung menghela napas pelan sambil menepis tatapan Langit. Ura