Qiana Pov Aku sangat menikmati family time kali ini. Aku harus bersabar saat semua yang lain sibuk dengan tugasnya, aku hanya bisa duduk manis menunggu makanan siap. Memang ujianku kali ini adalah harus banyak bersabar. Berat memang, tapi aku tak punya pilihan lain. Menurut Allah, memang ini yang terbaik dariku. Maka, aku mencoba untuk ridha dan berlapang d**a menerima semuanya. Aku memikirkan pertanyaan mama padaku tadi sore. “Hmm, apa udah ada kabar cucu buat ayah dan mama?” Wajahku bersemu merah karena malu, tapi kemudian aku teringat sesuatu yang menjadikan wajahku berubah murung. Bagaimana akan mendapat cucu jika aku saja belum siap untuk melaksanakan kewajibanku sebagai istri dan memberikan hak Kak Bhanu sebagai suami. Aku memang sudah terbiasa dengan interaksi dan kedekatan ka