Dengan langkah cepat dan sigap, Vivian mulai membereskan kekacauan satu per satu. Ia mengelap meja yang lengket, memunguti tisu dan remah-remah makanan di lantai, lalu menyusun kembali kursi yang berantakan. Anak-anak memang tak mudah dikendalikan, apalagi ketika suasana sedang ramai. Meski lelah, Vivian tetap menyelesaikannya tanpa mengeluh. Baru saja ia menyandarkan tubuh di dinding untuk menarik napas, suara klakson kecil terdengar dari luar. Vivian menoleh ke arah jendela—sopir keluarga sudah datang. Dengan cekatan ia memanggil anak-anak dan membantu mereka mengenakan sepatu serta membawa tas mereka. “Sudah, jangan lupa bekalnya ya!” serunya sambil menyelipkan kotak makanan ke dalam tas Keira. Satu per satu anak naik ke mobil, melambaikan tangan ke arahnya. Vivian melambaikan tangan