Dokter Ramos Warren mendongak, menyadari kehadiran Sharon di ambang pintu. Wajahnya tampak serius, tetapi tidak ada empati di matanya. Sharon tersenyum miris. Yang dia lihat hanya ketakutan tak beralasan pria itu. Pengecut! Seharusnya dia meninggalkan pria ini sejak dulu, kalau saja dia tidak terlalu ketakutan mendengar ancaman pria itu. Toh mereka akan hancur sama-sama. “Tidak ku sangka kamu hanya seorang laki-laki pengecut!” Ucap Sharon kecewa. Lalu dia berbalik, bermaksud meninggalkan pria itu. Namun Ramos Warren dengan cepat telah berdiri dari kursinya dan dengan langkah lebar mendekatinya. Pria itu menahan tangannya. “Mau apa lagi? Aku bisa menyelesaikan masalah ini dengan caraku sendiri. Kamu tidak berguna, selain penismu.” Ucap Sharon sinis sambil mengibaskan tangannya. Dia s