"Sayang!" Saka mendekat ke arah Sekar yang berdiri tidak jauh darinya. "Kamu udah sehat?" membingkai kedua sisi wajah jelita itu. Sekar tidak berkata apapun. Dia hanya menatap Saka datar. Lalu berjalan melewati ke arah Bening. "Sayang tunggu! kamu ngapain ke sana?!" Saka takut Bening menyerang perempuan yang dicintainya itu. Sekar masih tidak menjawab. Ia mendekat ke arah perempuan yang saat ini terlihat kacau duduk di atas tanah. Dia menatap Sekar dengan penuh kebencian. "Kamu enggak pantes buat Saka!" ujar Bening tanpa basa basi. Sekar masih terdiam dengan tenang. Membuat Saka segera meraih tangannya dan digenggam. "Sayang, ayo kita kembali ke kamar. Di sini dingin." ajak Saka. Sekar hanya menatapnya sekilas. Lalu kembali pada perempuan yang ada di depannya. Sekar tersenyum kecil.