33

1041 Words

Wajah Kinan menjauh. "Maafkan Kinan, Pak?" ucap Kinan begitu lirih dengan tatapan keduanya yang saling menatap lekat satu sama lain. Tubuhnya pun berdiri tegak dan berjalan ke arah dapur kembali. Jujur Kinan begitu gugup. Belum pernah Kinan mrasakan hal yang seperti ini. Begitu gugup dan kaku sekali. padahal ini bukan kali pertamanya Kinan dekat seorang laki - laki. Pandangan Bagas pun mengekor Kinan dan menatap Kinan yang terlihat begitu gugup. Dalam hati Bagas, ingin tersenyum. Sering - sering saja kejdian begini yang membuat Kinan menjadi salah tingkah dan itu semua terlihat sangat lucu. "Maaf untuk apa?" tanya Bagas santai sambil meneguk sisa kopi latte yang ada di cangkirnya. Seolah memang tidak apa - apa. Padahal hati keduanya tak menentu. "Soal tadi barusan," ucap Kinan sambil

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD