BAB 26

1301 Words

Semilir angin malam menerpa wajah Dewi. Membuat beberapa helai rambutnya berterbangan. Dimas tersenyum karenanya. Angin dan Dewi adalah perpaduan yang sempurna untuk menghadirkan keindahan. Saat ini mereka sedang menaiki kincir angin. Terlihat jelas senyum merekah yang terlihat begitu bahagia. Hanya karena hal sesederhana ini. "Ayah kamu langsung meninggalkan ruang rapat dengan tatapan panik tadi sore. Membuatku bertanya-tanya apakah terjadi sesuatu. Dasar gadis nakal! Apa yang kamu katakan pada ayahmu?" Dewi terkikik. Saat itu semua berjalan begitu cepat. Dewi tidak menyangka ibunya akan bereaksi selebay itu. Untung saja dalam perjalanan gadis itu masih sempat mengirim pesan teks pada Bima untuk mengurus Lina. Sedangkan Dimas dia kirimi pesan juga. Tapi David bukan Dewi yang

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD