Clara menghentikan langkah kakinya dan tangannya terulur tiba-tiba meraih remote ubgk menyalakan televisi, setidaknya ia berpikir dengan mencari berita atau mungkin menonton sinetron, emosinya akan menguar dan ia mencoba untuk seolah-olah ingin mengalihkan semua pikirannya yang dipenuhi oleh bayangan sang pengawal. Namun ternyata, suara televisi pun tak mempengaruhi apapun untuknya, semua yang ada di hadapannya saat ini … hanya menjadi sebuah latar belakang tanpa ada artinya apa-apa. Hatinya tetap merasakan kegelisahan, bahkan membayangkan wajah pria itu saja mampu membuat area sensitifnya berkedut kembali.
“Sialan! Kenapa hanya dengan memikirkannya … aku merasa … b*******h ….”
“Hanya dengan membayangkan wajahnya saja … aku … aku bisa merasakan kehangatan yang masih tersisa pada tubuhku
