Bab 18

1524 Words

Viola duduk di pojok kafe bersama dua temannya, Lira dan Sasa. Wajahnya terlihat lelah, matanya bengkak, dan pandangannya kosong. Sudah seminggu penuh ia mencari keberadaan Ezra— ke kantor polisi, ke rumah sakit, bahkan ke tempat-tempat yang dulu biasa Ezra kunjungi. Tapi tidak ada jejak. Tidak ada kabar. Tidak ada petunjuk. Lira menepuk pundaknya pelan. “Viola... mungkin dia memang ingin menjauh sebentar. Mungkin ada alasan...” Viola menggeleng cepat. “Ezra gak mungkin pergi tanpa bilang apa-apa. Dia bukan tipe orang seperti itu,” suaranya pelan namun penuh tekanan. Sasa menggigit bibir, mencoba mengalihkan topik. “Gimana kalau kita tanya lagi ke keluarganya? Atau sebarin info di medsos?” “Aku udah lakukan semuanya...” Viola menyahut datar, lalu menyandarkan kepalanya di tangan. “Ini

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD