“Aku minta maaf, aku tidak bisa mengatakannya padamu.” Ucap Sandira pada pria tersebut. Jawaban Sandira semakin membuat Derios gusar. Terlebih lagi Sandira malah berjalan menuju ke lantai atas dan meninggalkannya di ruangan utama. Derios segera mengejar Sandira masuk ke dalam kamar. Sandira berdiri tegak di tengah ruangan, menunggu Derios masuk ke dalam disusul pintu di belakang punggung pria tersebut terhempas menutup dengan suara berisik. “Braak!” “Kamu ingin aku mencarinya? Aku yakin akan mendapatkannya! Kamu tidak menyesal jika melihatnya mati di tanganku?” Derios melangkah mundur menjauh, bersiap meninggalkan Sandira untuk mencari sosok pria yang telah menahan Sandira. Sandira mengepalkan kedua tangannya. Dia tidak ingin mengakui sesuatu yang tidak pernah dia lakukan, tapi demi m

