28. Eyang Uti

652 Words

Perempuan paruh baya itu menatap lelaki bertubuh tegap yang hari itu tampak belum bercukur di hadapannya sambil menyesap teh hangat. “Eyangti dengar kemarin Rayn kena diare, apa sudah dibawa ke dokter, Bar?” tanyanya sambil meletakkan cangkir berwarna putih gading dengan unsur warna kuning keemasan itu ke meja.   Bara, lelaki yang kini duduk di hadapan Eyangti mengangguk, “Sudah. Nanny barunya berulah, padahal sudah dikasih tahu kalau Rayn nggak boleh minum s**u lebih dari dua kali dalam sehari. Hanya karena Rayn rewel seharian, dia justru cari jalan pintas buat menyumpal Rayn dengan susu.”   “Haduh, kan sudah Eyangti bilang, Bar, bahaya kalau mempercayakan Rayn sepenuhnya sama nanny atau baby sitter, biar seprofesional apapun mereka, mereka tetap orang lain.” Eyang Uti kini menyandar

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD