Tawa anak-anak gadis yang tengah berkumpul di apartemen Njid Akhyar membahana di salah satu sudut ruang tamu. Karena Akhyar menyentuh-nyentuh p******a Grace dengan ujung korannya. Ekspresi wajah pria tujuh puluhan itu menunjukkan ketidaksukaan. "Apa ini? Apa-apaan? Ini tidak natural!" decihnya kecewa. Dia tatap tajam wajah Grace yang cemberut. "Ih, Njid ah! Ini pelecehan, Njid!" balas Grace tidak senang. "Bisa dilepas nggak? Njid nggak suka!" protes Akhyar. "Lama, Njid." "Nanti kamu menikah dan menyusui?" "Aman. Udah konsul kok. Ih. Njid kuno deh!" Grace selalu berkilah ditentang njidnya. Akhyar pun berlalu sambil menggeleng-gelengkan kepalanya diiringi derai tawa cucu-cucu perempuannya yang lain. Grace lalu memperbaiki posisi payudaranya yang lumayan besar. "Ini biar pede," uc