"Idris?" mata Hera melotot tidak mempercayai keinginan Idris. "Please. Aku mohon. Biar aku masih bisa mencium bau tubuh kamu walau kamu jauh." Hera menggeleng tidak habis pikir. Dia sampai-sampai memegang dahinya dengan dua tangannya. Sementara penumpang kelas satu sudah dipinta untuk terlebih dahulu bersiap-siap. "Heraaaa." Wajah Idris semakin memelas. Hera memang merasakan licin di seputar area sensitifnya akibat berciuman tadi. Tapi keinginan Idris sangat mengada-ada. Darimana dia mendapatkan ide seliar ini. Hera dengan cepat membuka tasnya dan meraih satu celana dalamnya, lalu bergegas menuju toilet. Hera sudah berada di dalam toilet perempuan. Namun belum sempat dia kunci pintu toilet dari dalam, Idris mendorong pintu dan nekat memasukinya. "Idris. Apa-apaan kamu. Nanti ke