52. Semua Kan Membaik

2305 Words

Vicky berjalan lemas menyusuri koridor rumah sakit. Kedatangannya ke rumah mertuanya hanya mendapatkan angin, tetap saja mertuanya tidak mau mendonorkan sedikit darahnya untuk Stela. Sedangkan di PMI, darah dengan golongan AB juga habis.  “Pak Vicky,” panggil seorang dokter yang keluar dari ruang ICU.  “Dokter, apa masih ada waktu? Saya akan carikan dulu,” ucap Vicky.  “Sudah terlambat, Pak,” jawab dokter tersebut. Vicky menegang, tubuhnya terasa kaku tatkala dokter mengatakan semua sudah terlambat.  “Apa istri saya tidak bisa diselamatkan lagi?” tanya Vicky yang lagi-lagi air mata menggenang di pelupuk matanya.  “Maksud saya sudah terlambat karena sudah ada yang mendonorkan darah untuk Bu Stela. Temannya Pak Ricko,” jawab Dokter.  Wajah Vicky bagai disiram air dingin yang menyegarka

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD