Diraga segera berangkat dan membawa kendaraannya menuju sebuah athletic club yang alamatnya diberikan Sari. Saat sampai ia segera masuk dan menghubungi Sari dengan menunggunya di sebuah restoran. Tak lama Sari datang masih berpakaian tenis dan membawa duffel dengan wajah riang. “Halo sayang,” sapa Sari saat melihat Diraga. Diraga segera berdiri menyambut Sari tapi ia segera memalingkan wajahnya perlahan saat Sari hendak mengecup bibirnya. “Jangan Sar, kita sudah tidak boleh melakukan itu,” ucap Diraga perlahan berharap Sari tak tersinggung dengan penolakannya. “Apa aku terlalu menjijikan buat kamu?” tanya Sari kesal karena Diraga menghindari ciumannya. “Aku suami orang…” “Akh! Itu terus yang kamu ucapkan! Dulu aku juga istri seseorang, tapi kamu mengejarku tanpa henti. Apa bedany

