Enam Puluh Tiga

1630 Words

Alina tersenyum melihat Sakya yang kini sudah duduk di salah satu meja kafe sendiri sambil menulis di sebuah buku kecil dengan pena di tangan kanannya. "Apa kamu sedang menulis sebuah lagu? Kamu sedang mendapatkan inspirasi?" tanya Alina menyapa Sakya lalu ikut duduk di kursi kosong dihadapan Sakya. Sakya mendongak melihat Alina dan bergerak menutup bukunya dan juga meletakkan penanya, "apa ada lagi yang harus kita bahas?" Alina mengerutkan dahinya menatap Sakya, "kenapa kamu bertanya seperti itu?" "Aku rasa aku sudah cukup memberikan kesaksian dengan jelas, kalian juga sudah mulai proses di pengadilan. Apa masih ada yang perlu kita bicarakan?" Sakya menunjukkan ekspresi kalau ia tak senang dengan pertemuannya ini dengan Alina. Awalnya ia tak ingin menuruti permintaan Alina untuk ber

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD