Tiga Puluh Sembilan

1036 Words

Setelah mengantar Sakya pulang kini suasana di dalam mobil Bara menjadi diam dan dingin karena Alina terus mengarahkan pandangannya keluar tidak ingin berbicara sama sekali. Bara melirik Alina sekilas dan tersenyum kecil, "kamu marah?" "Kenapa marah?" jawab Alina bergumam nyaris tak terdengar. "Entahlah, sejak tadi wajahmu terlihat tak senang pada mas." Alina memperbaiki posisi duduknya dan melihat Bara, "kenapa tiba-tiba mas ada disana nyelamatin aku dan Sakya?" Bara angkat bahu, "kebetulan?" "Mana mungkin bisa sekebetulan itu??" Alina tak terima dengan jawaban yang Bara berikan. "Kalau mas bilang mas ngikutin kamu?" "Apa? Jadi mas ngikutin aku?" Alina membelalakkan matanya lebar. Bara memutar bola matanya malas, "rencananya seperti itu, tapi itu terlihat bodoh sekali. Mas ke

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD