Tatapan yang Mengintai

1297 Words

“Jadi, kamu yakin ini bagian dari strategi?” bisik Aleeya, menunduk ke arah Adell yang duduk manis di kursi belakang motor bebek kesayangannya. “Yakin banget. Ingat, Kak, makin kamu kelihatan bahagia bareng cowok lain, makin gelisah Paman Kaivan. Hati laki-laki itu kayak mie instan—cepat panas kalau dibumbui rasa posesif.” Aleeya tertawa pelan sambil memutar kunci motor. “Oke, mari kita buat operasi gelatto ini jadi kenangan manis—atau agak asin, tergantung siapa yang lihat.” Kedai gelatto langganan Aleeya sore ini tidak terlalu ramai. Musik jazz ringan mengalun dari speaker, mengisi udara bersama aroma wafel yang baru matang. Kevin sudah duduk di pojok jendela, mengenakan kemeja lengan panjang warna navy dan jam tangan silver yang memantulkan cahaya sore. “Pak Kevin!” sapa Aleeya samb

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD