Davin menghampiri Bening yang tengah duduk termenung di belakang rumah, di dekat pintu belakang yang selalu digunakannya untuk melarikan diri saat Kanjeng Ratu datang. “Aku akan sangat merindukan tempat ini.” Ucapnya dengan senyum lembut. Kedua matanya masih terlihat sembab, jelas dia baru saja menangis. “Setelah kamu pindah, aku nggak akan sering-sering datang kesini.” Lanjutnya lagi. Davin duduk di samping Bening, Sama-sama menatap lurus ke depan. “Aku minta maaf,” Ucapnya. Untuk pertama kali dalam hidupnya, Davin merasa begitu bersalah dan sedih melihat seorang wanita menangis karenanya, selain ibu dan Kakaknya. “Aku bingung dan takut.” Jujur Davin. “Aku tahu, pasti nggak mudah jadi kamu. Apalagi situasinya nggak mengenakan seperti saat ini.” Bening kecewa, tapi ia berusah
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books


